Minggu, 05 Agustus 2012

Munafik

Langkahnya menyapu tanah

Bimbang dalam senyap seketika ia berbuat sesuatu

“Ya, ituah baasannya!”

.

Sepercik api membakar

Tapi sumbunya tetap padam

Apa ari ketulusan?

Hidupnya diantara dua jalan

.

Jalan mana yang dia selalu membutuhkan

Dan jalan mana yang dia berbuat ketulusan

.

Seolah diri hebat ketika itu menjadi pandangan orang

Namun kecil ia punya kemampuan

Sehari-hari hanya tinju laju ia kerjakan

Mengumbar cakap hanya demi sebuah pujian

.

Tak tentu arah jalan hidup entah kemana

Dia terpuruk dalam sebuah kenyamanan

Kenyamanan yang membuatnya tak punya tujuan

Kenyamanan yang membuatnya lupa akan pengakuan

Kenyamanan yang membuatnya terlena

Hingga pada akhirnya dia pun dihiraukan

.

kenyamanan itu adalah pujian

kenyamanan itu berubah menjadi kemunafikan

0 komentar:

Posting Komentar